boya99

Sunday, November 3, 2019

Fenomena Game Online di Kalangan Pelajar Perlu Ditanggapi secara Serius


Perkembangan teknologi di era industri 4.0 sudah sangat pesat dan tidak bisa dibendung. Perkembangan teknologi yang pesat telah melahirkan berbagai jenis aplikasi yang menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat. Kalangan muda maupun kalangan orang dewasa berlomba lomba mengunduh aplikasi menarik yang disajiikan di internet (Play Store dan App Store).

Salah satu aplikasi yang sangat popular dan menyita perhatian publik saat ini adalah game online. Game online merupakan salah satu game yang berbasis akun atau game yang bisa dimainkan dengan perangkat yang berbeda. Artinya, dengan bermodalkan akun game online, seorang bisa bermain game ini dimanapun, kapanpun, dan menggunakan perangkat apapun (smartphone, tablet dan komputer).

Ada banyak game online yang sering dimainkan oleh masyarakat antara lain Mobile legend, PUBG, Free Fire dan masih banyak game lainnya. Dengan desain grafisnya yang menarik, berkontenkan perang dan menyediakan berbagai jenis animasi senjata yang menarik, game - game tersebut sungguh membuat publik tergiur.

Seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, penghobi game online tanah air juga bertambah setiap harinya. Hal tersebut, menyebabkan Indonesia diklaim sebagai negara pasar mobile gaming terbesar di Asia Tenggara. Dengan pengguna game online aktif sebanyak 60 juta orang yang terdiri dari kaum laki -- laki, kaum perempuan, orang dewasa, orang muda dan anak -- anak. )

Mendengar berita tersebut, sebagai warga negara indonesia, apakah kita patut bergembira? Mungkin bagi para pencinta game online menjawab "ya!" tetapi untuk penulis "tidak!".

Menurut penulis, ketertarikan bermain game online di kalangan pelajar sudah menjadi satu fenomena yang memprihatinkan dan perlu ditanggapi secara serius karena ketertarikan orang untuk bermain game online berdampak krusial bagi beberapa kalangan masyarakat, khusunya kalangan pelajar atau mahasiswa.

Fenomena game online juga menjadi satu ketakutan publik di seluruh dunia, secara umum, dan di Indonesia, secara khusus, karena dampak negatif dari game ini sudah mulai merajalela dan sudah diberitakan secara universal di berbagai media online maupun media cetak.

Meskipun beberapa kalangan mengatakan bahwa bermain game online juga mempunyai dampak positif, seperti, mengurangi stress, melatih kemampuan berbahasa inggris, dan lain sebagainya. Namun pada tulisan ini, penulis akan menyampaikan tiga dampak negatif yang terjadi di kalangan masyarakat, khusus kalangan pelajar atau mahasiswa akibat kecanduan bermain game online.
Pertama, menurunnya semangat belajar siswa. Eksistensi game online di tengah kalangan pelajar atau mahasiswa benar -- benar menyita waktu belajar siswa. Banyak pelajar atau mahasiswa kesulitan mengatur waktu belajarnya dengan baik karena pelajar yang kecanduan game online lebih memprioritaskan waktunya untuk bermain game dibandingkan dengan belajar.

Bahkan, banyak pelajar yang mengaku menghabiskan waktu semalaman atau bergadang hanya untuk bermain game online dibanding belajar. Padahal, para generasi penerus bangsa tersebut dikirim orang tuanya dari berbagai daerah untuk belajar.

Lebih sadisnya, tidak sedikit pelajar atau mahasiswa yang notabenenya adalah penerus bangsa bermain game online ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Bermodalkan mendapat tempat duduk dideretan kursi paling belakang, para siswa mulai melakukan aksinya dengan bermain game online.

Para pelajar atau mahasiswa tersebut sepertinya sudah tidak peduli dengan guru atau dosen yang sedang mengajar di depan kelas karena sudah kecanduan bermain game online. Peristiwa yang menyedihkan tersebut sering penulis dapati di kalangan pelajar atau mahasiswa.

Menurunnya semangat belajar siswa akibat bermain game online tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan bahkan mengecewakan banyak kalangan di akhir semester. Orang tua, dan para guru sering mengeluh, ketika mendapati hasil belajar siswa yang buruk.

Kedua, hilangnya budaya interaksi sosial. Pelajar yang kecanduan game online cenderung menyendiri untuk bermain game online dibanding berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Menurut pandangan penulis, pelajar yang kecanduan game online sepertinya merasa dirinya serba kecukupan dengan bermain game online. Pelajar tersebut tidak lagi membutuhkan orang lain untuk mengkomunikasikan hal -- hal penting yang ada dalam hidupnya

Ciri - ciri pelajar yang kecanduan game online tersebut digolongkan kedalam penyakit kelainan mental oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada tahun 2018 lalu.

Ketidakefektifan interaksi sosial dalam diri pelajar akibat bermain game online juga berdampak pada proses belajar siswa yang kurang maksimal. Mengapa penulis katakan demikian, karena pelajar atau mahasiswa yang kecanduan game online cenderung malas mengkomukasikan tugas rumah dengan teman -- teman atau gururnya. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang buruk.

Ketidakefektifan interaksi sosial dalam diri pelajar akibat bermain game online juga berdampak pada proses belajar siswa yang kurang maksimal. Mengapa penulis katakan demikian, karena pelajar atau mahasiswa yang kecanduan game online cenderung malas mengkomukasikan tugas rumah dengan teman -- teman atau gururnya. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang buruk.

Hanya dengan Bermain Game Online Bisa Menghasilkan Uang

Game, Tentu langsung terbersit dibenak ialah menghabiskan waktu, turunkan prestasi belajar, dan keluarkan uang untuk hal yang tidak penting...